Dia meninggalkan dunia dan segala perhiasannya, meninggalkan kehidupan mewah dan memilih mengutamakan kehidupan zuhud. Dia meninggalkan kehidupan berleha-leha dan rasa damai menuju kehidupan yang susah dan jihad. Menjual kenikmatan dunia dan kelezatannya yang cepat hilang. Dan dia ridho kepada Alloh dan taat kepada perintah Alloh yang telah ditinggalkan oleh kebanyakan manusia, maka dia memilih kehidupan jihad sebagai istri disisi seorang mujahid, semua ini untuk mendapatkan pahala jihad fi sabilillah, yang selalu mengingat firman Alloh SWT:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ إِن كُنتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلًا * وَإِن كُنتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا
"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu:"Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (keredhaan) Alloh dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Alloh menyediakan bagi siapa yang yang berbuat baik di antaramu pahala yang besar" (QS. Al Ahzab : 28-29).